Kamis, 10 Oktober 2013

Permasalahan dan Penyelesaian tentang Mata Pencaharian di Kota Bekasi



Permasalahan yang sering timbul di Dunia ini biasanya karena perbedaan pendapat antar individu  maupun suatu kelompok, ego yang timbul dari masing – masing individu atau kelompok membuat terjadinya suatu konflik, baik konflik batin maupun fisik. Tidak terlepas dari kehidupan mata pencaharian di Kota Bekasi ini. Hampir mayoritas mata pencaharian di Kota Bekasi ini adalah sector industry, survey dari Pemerintahan Kota Bekasi yang dilakukan pada Tahun 2012 lalu menyebutkan bahwa hampir 65% mata pencaharian di Kota Bekasi ini adalah di sector industry, 30% dari lulusan SMA dan SMK kebanyakan ingin bekerja setelah lulus nanti, 50% dari lulusan SMA dan SMK ingin melanjutka ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan 20% dari lulusan SMA dan SMK masih bimbang ingin bekerja atau melanjutkan pendidikan lagi. Kebanyakan dari penduduk Kota Bekasi ialah penduduk ‘perantau’ atau urbanisasi, yang tujuan mereka yaitu mencari pekerjaan yang layak dengan mengharapkan ‘upah’ yang besar dibandingkan di kampung mereka.
Namun, mereka yang kebanyakan berurbanisasi tidak memiliki pertimbangan – pertimbangan yang matang ketika mereka sampai di kota nanti. Mereka tidak memikirkan biaya hidup, tempat tinggal, kemampuan atau keahlian yang khusus, hanya bermodalkan ‘nekat’ atau berani saja yang ia bawa dari tempat tinggal mereka. Para pengusaha – prngusaha yang mempunyai modal yang besar dan memegang peran penting dalam sector industry tentu membutuhkan tenaga – tenaga kerja yang terdidik dan terlatih yang pastinya demi kelancaran usaha mereka. Namun, dari kasus tersebut mengenai urbanisasi penduduk desa, tidak seimbang dengan permintaan dari sector perekonomian di kota. Kebanyakan dari penduduk desa yaitu berprofesi sebagai petani ataupun nelayan, yang kemampuan mereka diberikan secara turun temurun dan minim sekali dalam kemampuan intelektual. Ketika mereka berurbanisasi, mereka ‘kaget’, kemampuan yang mereka punya tidak sesuai dengan permintaan di Kota. Sektor pertanian di Kota pun sangat minim, dan pastinya juga jaman semakin modern dan system pertanian pun dilakukan secara modern, berbeda sekali dengan di desa yang sistemnya masih dilakukan dengan manual.
Kemampuan mereka dalam mengoperasikan alat – alat industry sangat minim, proses pembelajaran tentang penggunaan teknologi pun kepada penduduk urbanisasi tentu membutuhkan waktu yang lama, sedangkan permintaan akan kebutuhan hasil pertanian begitu tinggi dan harus berlangsung secara terus menerus. Hal ini lah yang menjadi kajian saya mengenai ‘diferensiasi mata pencaharian’ itu sangatlah penting, menurut saya, mereka yang melakukan urbanisasi ke kota tidak mempunyai apa yang dibutuhkan kota, dan pada akhirnya mereka bingung mau melakukan apa ketika sudah sampai dikota. Mereka yang tidak mempunyai kemampuan yang khusus pada akhirnya harus menerima kenyataan tidak mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan permintaan kota dan begitu juga sebaliknya.
Ketika tidak adanya lapangan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan orang desa, mereka akhirnya melakukan pekerjaan yang diluar pikiran mereka, bahkan ada beberapa orang yang ingin melakukan urbanisasi ke kota bukan mempunyai keinginan untuk mendapatkan kerja yang layak malah mereka mengemis, dengan alasan tidak adanya lapangan pekerjaan yang sesuai untuk mereka, padahal sebenarnya mereka berpikir keuntungan mereka mengemis di kota lebih besar dibandingkan mereka bekerja di desa. Mata pencarian tentu tidak terlepas dengan masalah pengangguran. Banyaknya penduduk desa yang berurbanisasi ke kota yang pada akhirnya mereka bekerja menjadi seorang ‘pengemis’ mengakibatkan rusaknya kehidupan kota, mengapa? Karena ketika banyaknya kemiskinan dan pengangguran maka banyak juga tingkat criminal yang terjadi, kerena mereka yang melakukan tindak kriminal ini pun mempunyai kebutuhan , tetapi cara mereka untuk memenuhi kebutuhannya tidak dengan cara yang baik dan benar. Dari segi tata ruang kota, dengan adanya kemiskinan banyaknya slum area atau pemukiman kumuh di kota, tingkat kesehatan masyarakat di kota semakin menurun, yang mengakibatkan banyknya penyakit – penyakit yang membahayakan bagi diri manusia. Dari begitu banyaknya permasalahan yang timbul karena perbedaan mata pencaharian, dalam lingkup ini antara desa dengan kota, perlu adanya antisipasi – antisipasi yang dilakukan oleh pemerintah yang terlebih dahulu.
Berikut solusi – solusi yang mungkin dapat dilakukan pemerintah :
  • Membuat pelatihan kerja kepada para penduduk desa yang sudah di kota, supaya mereka punya keterampilan lain yang juga dibutuhkan oleh perkembangan ekonomi dunia di segala sector.
  • Membatasi kependudukan di kota dengan dilakukannya sensus penduduk rutin. Supaya tidak ada warga yang sekedar pendatang yang akhirnya tidak memberi dampak bagi kehidupan kota malah membebaninya.
  • Meningkatkan produktivitas ekonomi desa dari berbagai segi, supaya mereka dapat berproduksi maksimal dibidang mereka, ketika mereka maksimal dalam berproduksi dan mengeksploitasi apa yang mereka punya, kemudian mereka diberikan upah yang setara dengan hasil keringat yang mereka keluarkan.
  • Memberikan pendidikan dasar seperti; calistung. Karena kebanyakn dari penduduk desa, yang terutama penduduk desa yang primitive. Supaya mereka tidak dibohongi oleh oknum – oknum yang berpendidikan namun tidak memiliki moral yang seimbang.
  • Meningkatkan sarana dan prasarana di desa, dan membuat sarana dan prasarana itu memiliki kegunaan yang penting bagi kelancaran kehidupan mereka.
  • Menanamkan nilai -nilai positif kepada orang – orang seperti mengajari mereka bekerja keras dan kreatif agar suatu hari nanti mereka tidak kesusahan dan tidak melakukan kejahatan


Nama : Ronaldo Viktor S
NPM : 1A213507

Kelas : 1EA28

Tidak ada komentar:

Posting Komentar