Permasalahan
dan Penyelesaian tentang Mata Pencaharian di Kota Bekasi
Permasalahan
yang sering timbul di Dunia ini biasanya karena perbedaan pendapat
antar individu maupun suatu kelompok, ego yang timbul dari masing –
masing individu atau kelompok membuat terjadinya suatu konflik, baik
konflik batin maupun fisik. Tidak terlepas dari kehidupan mata
pencaharian di Kota Bekasi ini. Hampir mayoritas mata pencaharian di Kota
Bekasi ini adalah sector industry, survey dari Pemerintahan Kota
Bekasi yang dilakukan pada Tahun 2012 lalu menyebutkan bahwa hampir
65% mata pencaharian di Kota Bekasi ini adalah di sector industry, 30%
dari lulusan SMA dan SMK kebanyakan ingin bekerja setelah lulus
nanti, 50% dari lulusan SMA dan SMK ingin melanjutka ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, dan 20% dari lulusan SMA dan SMK masih
bimbang ingin bekerja atau melanjutkan pendidikan lagi. Kebanyakan
dari penduduk Kota Bekasi ialah penduduk ‘perantau’ atau
urbanisasi, yang tujuan mereka yaitu mencari pekerjaan yang layak
dengan mengharapkan ‘upah’ yang besar dibandingkan di kampung
mereka.
Namun,
mereka yang kebanyakan berurbanisasi tidak memiliki pertimbangan –
pertimbangan yang matang ketika mereka sampai di kota nanti. Mereka
tidak memikirkan biaya hidup, tempat tinggal, kemampuan atau keahlian
yang khusus, hanya bermodalkan ‘nekat’ atau berani saja yang ia
bawa dari tempat tinggal mereka. Para pengusaha – prngusaha yang
mempunyai modal yang besar dan memegang peran penting dalam sector
industry tentu membutuhkan tenaga – tenaga kerja yang terdidik dan
terlatih yang pastinya demi kelancaran usaha mereka. Namun, dari
kasus tersebut mengenai urbanisasi penduduk desa, tidak seimbang
dengan permintaan dari sector perekonomian di kota. Kebanyakan dari
penduduk desa yaitu berprofesi sebagai petani ataupun nelayan, yang
kemampuan mereka diberikan secara turun temurun dan minim sekali
dalam kemampuan intelektual. Ketika mereka berurbanisasi, mereka
‘kaget’, kemampuan yang mereka punya tidak sesuai dengan
permintaan di Kota. Sektor pertanian di Kota pun sangat minim, dan
pastinya juga jaman semakin modern dan system pertanian pun dilakukan
secara modern, berbeda sekali dengan di desa yang sistemnya masih
dilakukan dengan manual.
Kemampuan
mereka dalam mengoperasikan alat – alat industry sangat minim,
proses pembelajaran tentang penggunaan teknologi pun kepada penduduk
urbanisasi tentu membutuhkan waktu yang lama, sedangkan permintaan
akan kebutuhan hasil pertanian begitu tinggi dan harus berlangsung
secara terus menerus. Hal ini lah yang menjadi kajian saya mengenai
‘diferensiasi mata pencaharian’ itu sangatlah penting, menurut
saya, mereka yang melakukan urbanisasi ke kota tidak mempunyai apa
yang dibutuhkan kota, dan pada akhirnya mereka bingung mau melakukan
apa ketika sudah sampai dikota. Mereka yang tidak mempunyai kemampuan
yang khusus pada akhirnya harus menerima kenyataan tidak mendapatkan
pekerjaan yang sesuai dengan permintaan kota dan begitu juga
sebaliknya.
Ketika
tidak adanya lapangan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan orang
desa, mereka akhirnya melakukan pekerjaan yang diluar pikiran mereka,
bahkan ada beberapa orang yang ingin melakukan urbanisasi ke kota
bukan mempunyai keinginan untuk mendapatkan kerja yang layak malah
mereka mengemis, dengan alasan tidak adanya lapangan pekerjaan yang
sesuai untuk mereka, padahal sebenarnya mereka berpikir keuntungan
mereka mengemis di kota lebih besar dibandingkan mereka bekerja di
desa. Mata pencarian tentu tidak terlepas dengan masalah
pengangguran. Banyaknya penduduk desa yang berurbanisasi ke kota
yang pada akhirnya mereka bekerja menjadi seorang ‘pengemis’
mengakibatkan rusaknya kehidupan kota, mengapa? Karena ketika
banyaknya kemiskinan dan pengangguran maka banyak juga tingkat
criminal yang terjadi, kerena mereka yang melakukan tindak kriminal
ini pun mempunyai kebutuhan , tetapi cara mereka untuk memenuhi
kebutuhannya tidak dengan cara yang baik dan benar. Dari segi tata
ruang kota, dengan adanya kemiskinan banyaknya slum
area atau
pemukiman kumuh di kota, tingkat kesehatan masyarakat di kota semakin
menurun, yang mengakibatkan banyknya penyakit – penyakit yang
membahayakan bagi diri manusia. Dari begitu banyaknya permasalahan
yang timbul karena perbedaan mata pencaharian, dalam lingkup ini
antara desa dengan kota, perlu adanya antisipasi – antisipasi yang
dilakukan oleh pemerintah yang terlebih dahulu.
Berikut
solusi – solusi yang mungkin dapat dilakukan pemerintah :
- Membuat pelatihan kerja kepada para penduduk desa yang sudah di kota, supaya mereka punya keterampilan lain yang juga dibutuhkan oleh perkembangan ekonomi dunia di segala sector.
- Membatasi kependudukan di kota dengan dilakukannya sensus penduduk rutin. Supaya tidak ada warga yang sekedar pendatang yang akhirnya tidak memberi dampak bagi kehidupan kota malah membebaninya.
- Meningkatkan produktivitas ekonomi desa dari berbagai segi, supaya mereka dapat berproduksi maksimal dibidang mereka, ketika mereka maksimal dalam berproduksi dan mengeksploitasi apa yang mereka punya, kemudian mereka diberikan upah yang setara dengan hasil keringat yang mereka keluarkan.
- Memberikan pendidikan dasar seperti; calistung. Karena kebanyakn dari penduduk desa, yang terutama penduduk desa yang primitive. Supaya mereka tidak dibohongi oleh oknum – oknum yang berpendidikan namun tidak memiliki moral yang seimbang.
- Meningkatkan
sarana dan prasarana di desa, dan membuat sarana dan prasarana itu
memiliki kegunaan yang penting bagi kelancaran kehidupan mereka.
- Menanamkan nilai -nilai positif kepada orang – orang seperti mengajari mereka bekerja keras dan kreatif agar suatu hari nanti mereka tidak kesusahan dan tidak melakukan kejahatan
Nama :
Ronaldo Viktor S
NPM :
1A213507
Kelas :
1EA28
Tidak ada komentar:
Posting Komentar