Kamis, 24 Oktober 2013

Resensi Novel

Judul : Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker
Penulis: Yon Thayrun
Penerbit: NouraBooks
Tebal : 216 halaman
Tahun terbit: Maret 2012
A.      Sinopsis Novel
Medio 2005 ketika baru dilantik menjadi Wali Kota Solo, Joko Widodo (Jokowi) memanggil ajudannya Herwin Tri Nugroho Adi. Kepada Herwin Jokowi bertanya soal fungsi dan tanggung jawab seorang ajudan. Herwin pun menjelaskan panjang lebar. Usai mendengar penjelasan Herwin Jokowi meminta Herwin menghapus beberapa peraturan protokoler yang “kaku”. Salah satu diantaranya dia tak ingin dikawal voorijder kepolisian bila sedang dijalan.
“Beliau inginnya nyantai dan tidak kaku. Bahkan ada beberapa peraturan protokoler yang tak mau dilaksanakan,” kata Herwin dalam buku Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker karya Yon Thayrun.
Gaya kepemimpinan Jokowi memang ibarat musik rock: liar, mendobrak, keras dan tegas. Dia menolak aturan protokoler yang njelimet dan hanya menjauhkannya dari rakyat. Dia mendobrak sistem birokrasi yang mempersulit kemajuan masyarakat Solo. Dia keras dan tegas menindak bawahan yang tidak sejalan dengan perubahan. Singkat kata Jokowi adalah rockernya dunia politik.
Kisah lain Jokowi bersama Herwin terjadi saat keduanya berkunjung ke Jakarta. Kala itu Jokowi meminta Herwin memesan satu kamar di Hotel Mulia. Herwin menduga Jokowi bakalan memintanya tidur di atas sofa. Tapi dugaan Herwin keliru. Dia malah diminta Jokowi tidur satu kasur. “Pertama kali tidur satu bed dengan Bapak saya tak bisa tidur sampai pagi. Saya takut, saya kan tatarannya sebagai ajudan,” kenang Herwin.
Aturan protokoler yang juga kerap ditabrak Jokowi adalah kegemarannya menggunakan taksi saat sedang melakukan pekerjaan dinas di luar kota. Suatu hari ketika akan menghadiri sebuah acara di salah satu hotel Jakarta, Jokowi datang menggunakan taksi. Lantaran ulahnya itu panitia penyelenggara sampai kecele dibuatnya. Mereka terus menunggu Jokowi di lobby hotel, padahal yang ditunggu sudah masuk ke dalam ruang acara.  “Bapak lebih memilih taksi atau mobil rentalan,” kata David Agus Yunanto, ajudan Jokowi sekarang.
Sepak terjang Jokowi di dunia politik bermula ketika dia menjabat Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Solo periode 2002-2004. Pola kepemimpinan Jokowi yang ngemong dan visioner membuat dia didampuk kembali menjadi Ketua Asmindo periode 2004-2008. Baru setahun memimpin kembali Asmindo Jokowi malah mengundurkan diri. Rekan-rekannya di Asmindo mendorong dia maju dalam bursa Pilkada Walikota Solo 2005 dengan menggandeng Ketua DPC PDIP Kota Solo, F.X. hadi Rudyatmo. Di babak ini Jokowi menang dengan perolehan suara lebih dari 37 persen, mengalahkan pasangan incumbent Selamet Suryanto-Hengky Narto Sabdo.
Tiga bulan pertama menjabat Walikota Solo, Jokowi langsung menggebrak dengan memangkas masa waktu pembuatan KTP dari dua minggu menjadi satu jam. Berikutnya dia mengefisienkan sistem layanan perizinan. Apabila sebelumnya mengurus izin usaha di Kota Solo mesti memakan waktu enam bulan, memangkasnya menjadi tinggal enam hari.
Usaha Jokowi mereformasi birokrasi Kota Solo bukan perkara mudah. Dia terpaksa Jokowi terpaksa harus memberhentikan sejumlah camat dan lurah yang membalelo menginginkan status-quo. “saya mencopot lurah dan camat karena tidak punya niat menolong masyarakat,” ujar Jokowi.
Apa yang dilakukan Jokowi seolah menjadi sesuatu yang abnormal. Ketika kebanyakan pejabat negeri ini asik mempersulit hubungannya dengan rakyat dengan mekanisme birokrasi yang njelimet, Jokowi justru memangkasnya menjadi lebih luwes dan karenanya lebih gampang diakses masyarakat. Gilang-gemilang prestasi Jokowi membuat masyarakat Solo kembali mempercayainya. Di Pilkada Kota Solo berikutnya, Jokowi menang telak atas lawan-lawannya dengan perolehan suara di atas 90 persen.
Kampanye terselubung?
Sulit rasanya menghindari dugaan bahwa buku ini merupakan bagian dari kampanye terselubung Jokowi sebagai calon Gubernur DKI Jakarta. Maklum saja, di samping isinya yang terlalu mengagung-agungkan Jokowi, buku ini hadir bertepatan dengan momentum pencalonan Jokowi menuju kursi DKI-1. Namun, apapun alasan dan motivasinya, buku ini mengajarkan banyak hal tentang cara menjadi pemimpin yang dicintai. Pemimpin yang dicintai bukanlah mereka yang sibuk dengan tetek-bengek aturan protokoler, namun mereka yang mampu menerjemahkan keinginan rakyat 
B.      Unsur Intrinsik Novel
1.       Tema
·         Jokowi pemimpin rakyat berjiwa keras
2.       Tokoh
·         Tokoh Utama : Jokowi
·         Tokoh Kedua : Herwin
·         Tokoh Ketiga : imas dan hesa
·         Tokoh Pembantu : Mega, Fany, Dhyas, Yudhi, Rendra, Pak Sinar, Ruben, Yudha, Brian
·         Tokoh Piguran : Pak Yudi, Bu Rona, Hendra, Diki, Anggra, H. Bakrie, Emi
3.       Penokohan
·         Jokowi : tokoh yang tegas dan berjiwa “rocker”
·         Herwin : tokoh yang bersifat penurut dan tak banyak bicara
·         Penokohan lainnya
4.       Alur
Alur maju mundur, dimana novel menceritakan keadaan Jokowi saat itu kemudian harus kembali kepada masa lalu untuk menjelaskan alasan mengapa Jokowi akhirnya memimpin solo sebagai seorang walikota. Dan akhirnya kembali maju dengan menceritakan imas dan  hesa akhirnya bertemu.
5.       Keunggulan dan Kelemahan Novel
-          Keunggulan :
·         Memberikan pandangan tentang apa arti hidup
·         Memberikan semangat juang kepada orang yang lemah ketika sudah tidak ada harapan lagi
·         Bahasa yang mudah dipahami
·         Penjelasan penokohan terlihat jelas sekali
-          Kelemahan :
·         Banyak kata – kata asing yang sulit dimengerti untuk pemula
·         Cover yang kurang menarik
6.       Nilai yang terkandung :
·         Nilai saling menghargai
·         Nilai moral seperti : menolong orang lain walaupun kita tidak kenal
·         Nilai immoral seperti : memberikan sesuatu yang ita punya sekalipun kita butuh namun orang lain lebih membutuhkannya dari kita.

Kesimpulan : Novel ini pantas dibaca untuk siapa saja, terutama untuk kita yang ingin mengerti apa arti kesuksesan sesungguhnya. Sesuai konsep nya yang inspirasional, novel ini memberikan kita banyak inspirasi, pesan dan kesan yang dapat mengalir hingga ke lubuk hati dan pikiran. Sebuah novel yang mudah dipahami karena menggunakan bahasa yang sederhana.


Daftar Pustaka : Thayrun, Yon.2012.Jokowi Pemimpin Rakyat Berjiwa Rocker.Jakarta:Naura Book Publishing

NAMA  : RONALDO VIKTOR S
KELAS    : 1EA28

NPM      : 1A213507

Kamis, 10 Oktober 2013

Permasalahan dan Penyelesaian tentang Mata Pencaharian di Kota Bekasi



Permasalahan yang sering timbul di Dunia ini biasanya karena perbedaan pendapat antar individu  maupun suatu kelompok, ego yang timbul dari masing – masing individu atau kelompok membuat terjadinya suatu konflik, baik konflik batin maupun fisik. Tidak terlepas dari kehidupan mata pencaharian di Kota Bekasi ini. Hampir mayoritas mata pencaharian di Kota Bekasi ini adalah sector industry, survey dari Pemerintahan Kota Bekasi yang dilakukan pada Tahun 2012 lalu menyebutkan bahwa hampir 65% mata pencaharian di Kota Bekasi ini adalah di sector industry, 30% dari lulusan SMA dan SMK kebanyakan ingin bekerja setelah lulus nanti, 50% dari lulusan SMA dan SMK ingin melanjutka ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan 20% dari lulusan SMA dan SMK masih bimbang ingin bekerja atau melanjutkan pendidikan lagi. Kebanyakan dari penduduk Kota Bekasi ialah penduduk ‘perantau’ atau urbanisasi, yang tujuan mereka yaitu mencari pekerjaan yang layak dengan mengharapkan ‘upah’ yang besar dibandingkan di kampung mereka.
Namun, mereka yang kebanyakan berurbanisasi tidak memiliki pertimbangan – pertimbangan yang matang ketika mereka sampai di kota nanti. Mereka tidak memikirkan biaya hidup, tempat tinggal, kemampuan atau keahlian yang khusus, hanya bermodalkan ‘nekat’ atau berani saja yang ia bawa dari tempat tinggal mereka. Para pengusaha – prngusaha yang mempunyai modal yang besar dan memegang peran penting dalam sector industry tentu membutuhkan tenaga – tenaga kerja yang terdidik dan terlatih yang pastinya demi kelancaran usaha mereka. Namun, dari kasus tersebut mengenai urbanisasi penduduk desa, tidak seimbang dengan permintaan dari sector perekonomian di kota. Kebanyakan dari penduduk desa yaitu berprofesi sebagai petani ataupun nelayan, yang kemampuan mereka diberikan secara turun temurun dan minim sekali dalam kemampuan intelektual. Ketika mereka berurbanisasi, mereka ‘kaget’, kemampuan yang mereka punya tidak sesuai dengan permintaan di Kota. Sektor pertanian di Kota pun sangat minim, dan pastinya juga jaman semakin modern dan system pertanian pun dilakukan secara modern, berbeda sekali dengan di desa yang sistemnya masih dilakukan dengan manual.
Kemampuan mereka dalam mengoperasikan alat – alat industry sangat minim, proses pembelajaran tentang penggunaan teknologi pun kepada penduduk urbanisasi tentu membutuhkan waktu yang lama, sedangkan permintaan akan kebutuhan hasil pertanian begitu tinggi dan harus berlangsung secara terus menerus. Hal ini lah yang menjadi kajian saya mengenai ‘diferensiasi mata pencaharian’ itu sangatlah penting, menurut saya, mereka yang melakukan urbanisasi ke kota tidak mempunyai apa yang dibutuhkan kota, dan pada akhirnya mereka bingung mau melakukan apa ketika sudah sampai dikota. Mereka yang tidak mempunyai kemampuan yang khusus pada akhirnya harus menerima kenyataan tidak mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan permintaan kota dan begitu juga sebaliknya.
Ketika tidak adanya lapangan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan orang desa, mereka akhirnya melakukan pekerjaan yang diluar pikiran mereka, bahkan ada beberapa orang yang ingin melakukan urbanisasi ke kota bukan mempunyai keinginan untuk mendapatkan kerja yang layak malah mereka mengemis, dengan alasan tidak adanya lapangan pekerjaan yang sesuai untuk mereka, padahal sebenarnya mereka berpikir keuntungan mereka mengemis di kota lebih besar dibandingkan mereka bekerja di desa. Mata pencarian tentu tidak terlepas dengan masalah pengangguran. Banyaknya penduduk desa yang berurbanisasi ke kota yang pada akhirnya mereka bekerja menjadi seorang ‘pengemis’ mengakibatkan rusaknya kehidupan kota, mengapa? Karena ketika banyaknya kemiskinan dan pengangguran maka banyak juga tingkat criminal yang terjadi, kerena mereka yang melakukan tindak kriminal ini pun mempunyai kebutuhan , tetapi cara mereka untuk memenuhi kebutuhannya tidak dengan cara yang baik dan benar. Dari segi tata ruang kota, dengan adanya kemiskinan banyaknya slum area atau pemukiman kumuh di kota, tingkat kesehatan masyarakat di kota semakin menurun, yang mengakibatkan banyknya penyakit – penyakit yang membahayakan bagi diri manusia. Dari begitu banyaknya permasalahan yang timbul karena perbedaan mata pencaharian, dalam lingkup ini antara desa dengan kota, perlu adanya antisipasi – antisipasi yang dilakukan oleh pemerintah yang terlebih dahulu.
Berikut solusi – solusi yang mungkin dapat dilakukan pemerintah :
  • Membuat pelatihan kerja kepada para penduduk desa yang sudah di kota, supaya mereka punya keterampilan lain yang juga dibutuhkan oleh perkembangan ekonomi dunia di segala sector.
  • Membatasi kependudukan di kota dengan dilakukannya sensus penduduk rutin. Supaya tidak ada warga yang sekedar pendatang yang akhirnya tidak memberi dampak bagi kehidupan kota malah membebaninya.
  • Meningkatkan produktivitas ekonomi desa dari berbagai segi, supaya mereka dapat berproduksi maksimal dibidang mereka, ketika mereka maksimal dalam berproduksi dan mengeksploitasi apa yang mereka punya, kemudian mereka diberikan upah yang setara dengan hasil keringat yang mereka keluarkan.
  • Memberikan pendidikan dasar seperti; calistung. Karena kebanyakn dari penduduk desa, yang terutama penduduk desa yang primitive. Supaya mereka tidak dibohongi oleh oknum – oknum yang berpendidikan namun tidak memiliki moral yang seimbang.
  • Meningkatkan sarana dan prasarana di desa, dan membuat sarana dan prasarana itu memiliki kegunaan yang penting bagi kelancaran kehidupan mereka.
  • Menanamkan nilai -nilai positif kepada orang – orang seperti mengajari mereka bekerja keras dan kreatif agar suatu hari nanti mereka tidak kesusahan dan tidak melakukan kejahatan


Nama : Ronaldo Viktor S
NPM : 1A213507

Kelas : 1EA28